Mengenang Pak Harto
Akhirnya Bapak Soeharto meninggal kemarin hari minggu 27 Januari 2008 pukul 13:10 siang.
Dihari senin yang kelabu, rombongan masyarakat memenuhi pinggiran jalan utama yang dilalui oleh rombongan almarhum Pak Harto yang akan dibawa dari rumah duka di Jalan Cendana menuju Astana Giribangun (Solo). Semua ingin melihat peristiwa sejarah ini. Seakan mengulang apa yang terjadi dijaman ketika Bung Karno, Jendral Sudirman, dan Bung Hatta meninggal dunia.
l'histoire se repete.. itu kata banyak orang..
Sebelum Pak Harto meninggal dia seakan diasingkan dari masyarakat oleh keluarganya. Sebenarnya, pihak keluarganya lah yang membuat Pak Harto tidak bisa memiliki akses terhadap media cetak atau elektronik, demi kesehatannya. Ingat ketika Bung Karno turun dari jabatannya sebagai RI-1? Dia diasingkan dari tempatnya di tengah-tengah rakyat. Hingga akhirnya meninggal dunia..
Buruk-jahat-jelek-baik-indah-santun, mau tidak mau kita harus mengakui bahwa dia pernah menjadi presiden RI ke 2. Jangan lupa juga bahwa dia adalah salah satu pahlawan kemerdekaan republik ini. Dan kita juga harus berterimakasih bahwa dia pernah membawa
Saya yang tadinya sangat apatis dengan orang yang satu ini gara-gara segala hal jelek yang ia wariskan. Namun sekali lagi, dia tetap membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik di masa-masanya. Well, jujur aja gue merasa rindu jaman-jaman tertib dulu. Mungkin emang bangsa ini belum bisa menerima apa itu demokrasi ya? Mungkin kalau pendidikan sudah baik secara menyeluruh maka demokrasi itu baru bisa dijalankan, karena semua orang akan lebih paham rasa toleransi itu apa dan apa arti kebebasan itu sesungguhnya.
Selamat Jalan Pak!
Pak Harto (1921-2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar